Piknik di Bandung

Ama tiba di rumah di penghujung tahun 2015. Ia menyetir sendiri dari Jakarta selepas kerja setengah hari. Tak lama kemudian Inong menyusul membawa persediaan makan kami bertiga di rumahnya. Piknik di Bandung lebih asyik dengan kuliner. Bertiga kami mencicipi 3 paket makan malam di De Kiosk’me-nya Wendi, sahabatku di Fa88, yang baru Grand Launching Tahun Baru 2016.

image

Tertidur

Ajakan Nur Rina teman Inong lewat, foto bareng di Taman Vanda terhambat pilihan jalan, bahkan rencana nikmati langit Bandung bertabur percikan kembang api dari loteng Inong pun tak kesampaian. “Feel likes home ya, “kata Inong. Ama dan aku langsung merebahkan diri di atas sofa. Barang-barang di atasnya sudah tersingkir. Entah kapan Inong menghamparkan kasur depan TV. Tahu-tahu pas aku terbangun lewat tengah malam melihat Ama dan Inong tidur.

“Kalian mah, padahal suara petasan dan terompet bergantian di TV dan dari kejauhan, “Inong menghardik kami yang tertidur di malam tahun baru 2016. Aku terbangun, mandi, dan menikmati sarapan buah dan batagor yang dihangatkan Inong. Nikmatnya.

Nyonyah Inong

Sopir spesial sudah siap membawa Nyonyah Inong dan aku jalan-jalan. “Jadi kita kemana nih?” tanya Ama dengan sabar. “Kayaknya Tenno keterusan manggil nyonyah karena ada teman yang selalu menyampaikan alasan terlambat hadir suka menyebut dirinya Ijah bla bla bla, “jelas Inong sambil menunjukkan jalan yang dilalui Ama.

Inong berkali-kali memberikan beberapa alternatif jawaban setiap kali ditanya Ama mau ke arah mana. “Ayo Nong. Berani ambil keputusan. Hampir tanpa resiko koq! “seruku dari kursi belakang. “Ama dengan senang hati ikuti Inong kan?”tanyaku pada Ama. “Aku bukan peragu, tapi penuh pertimbangan, “kata Inong. Jawaban Inong jadi pintu masuk obrolan yang lebih serius. Inong yang baik hati, penyayang, dan penuh pertimbangan, masih belum menemukan pasangan hidup. “Sekali ini Nong, berani gagal berani mencoba, tapi yakinkan diri dulu kalau Inong sangat menginginkan menikah,”akhirnya kalimat ini meluncur juga dari pikiranku.

Menikmati Liburan

“Yaah…kirain Inong pernah ke Puncak Bintang!” seru Ama sambil  tancap gas. Jalan sempit dan mendaki sepanjang 10 km berhasil ditaklukkan Ama dengan mulus. Bukit Bintang sudah dipenuhi anak-anak muda berpasangan. Beberapa keluarga juga terlihat membawa anak-anak mereka bahkan yang masih bayi.

Alhamdulillah hujan baru turun setelah kami selfie di Puncak Bintang dengan kamera HP Ama yang canggih. Ama benar-benar hebat. Ia membawaku dan Inong langsung ke Diva di jalan Sumatera. Huda turun di pintu gerbang rumahnya. Hujan yang mengguyur Kota Bandung tidak mengurungkan niat nyanyi bareng di tempat karaoke. Ama juga berbaik hati mencarikan lagu-lagu favorit untuk kami nyanyikan selama 2 jam di Diva.

image

Selfie di Almamater

Keuntungan terbesar piknik di Kota Bandung adalah kesempatan untuk selfie di SMAN 3 dan ITB, tempat kami bermain dan belajar bersama. Niat  sarapan di Sari-sari terpaksa dialihkan. Sari-sari, Moms kitchen dan beberapa tempat makan favorit warga Bandung masih tutup. Kami pun memilih sarapan di Two Cents. Mug titipan Andri pun diabadikan disana. Sayang sekali Oding-panggilan akrab Andri, sudah sarapan di tempat lain

 

SMAN 3 Bandung terletak di jalan Belitung No.8, hanya 10 menit dari tempat kami sarapan. Satpam sekolah mengijinkan kami untuk berselfie ria di almamater. Inong menata gaya di beberapa sudut yang menarik untuk diabadikan.

 

Setelah puas selfie di sekolah, kami mengantar Inong ke lokasi proyeknya di Ciumbuleuit. Apartemen Parahyangan berlantai 31 sudah berdiri tegak di Bandung Utara. “Semuanya sold out dalam waktu 6 bulan lho!” Kata Inong saat mengajak kami naik ke lantai 26. Tentu saja selfie dengan latar belakang Bandung di waktu pagi tak terlewatkan.

Hari ini, aku dan Ama menikmati layanan pijat Bersih Sehat di Jl. Tirtayasa. Inong bekerja setengah hari. Ama mengajakku selfie di area Teknik Lingkungan, tempatnya kuliah sambil menunggu Inong. Kami bertiga kembali bertemu di depan pitstop ITB88 di kampus biru. Ama penasaran mengajak kami selfie depan Aula Barat dan Timur.

Piknik 2 hari di Bandung kami tutup dengan makan siang di Rasa. Hujan deras di luar restoran membuat kami enggan beranjak keluar. Akhirnya Ama dan Inong kembali ke rumah masing-masing dari rumahku di Kanayakan. Seluruh file lagu favorit Ama sudah disimoan di flash disk khusus sebelum kedua sahabat dekatku pamit.