Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana di Sekolah Keren

Kota Cimahi terlihat berbeda sekali dalam 10 tahun terakhir. Jalan Pesantren makin ramai dan terhubung langsung dengan pusat pemerintahan kota. Jalan baru melalui Fajar Raya Estate membantu kami terbebas dari kemacetan jalan menuju alun-alun Kota Cimahi setelah menembus jalan Gunung Batu yang menghubungkan Kota Bandung dengan Cimahi yang masih macet seperti tahun 2005 lalu. Waktu terasa begitu singkat ya.

Mencari Titik Kumpul Aman

Kegiatan safari gembira Semesta Hati ke SLBN Citeureup disambut hangat dengan sajian tari anak-anak SDLB dengan iringan lagu tradisional dari Sumatera.

image

Pak Widdy, Kepala Sekolah Semesta Hati menyampaikan kata sambutan dengan menjelaskan tujuan gerakan keluarga peduli pendidikan mempersaudarakan anak-anak Semesta Hati dengan SLBN Cicendo dan bersama-sama menggiatkan Gerakan Keluarga Peduli Pendidikan Bersih, Sehat, Hijau, Inklusif, Aman, dan Ramah Anak (KerLiPBersinar).

image

Kata-kata sambutan Pak Widdy kembali dipertegas Bu Ninuk sebelum mengajak anak-anak bergerak bersama. Di sudut lain terlihat Ibu Guru menjelaskan dengam bahasa isyarat kepada anak-anak tuna rungu di sebelahnya.

image

Anak-anak terlihat gembira saat bergerak bersama sebelum melaksanakan CACT titik kumpul aman secara kolaboratif.

image

“Ini guiding block, Bu Ninuk. Tanda ini menuntun penyandang tuna netra untuk lebih berhati-hati karena ada turunan. Bagian yang bercorak panjang berarti aman untuk jalan terus, “saya menjelaskan dengan penuh semangat saat tiba disambut Bu Ninuk di SLBN Citeureup tadi pagi.

image

Pengalaman belajar bersama Pak Aden, pemerhati disabilitas Kota Bandung sangat berharga.

“Mari Bu, saya temani melihat jejak-jejak pendidikan pengurangan risiko bencana yang kami laksanakan dengan dukungan bansos dari PKLK Dikmen tahun 2013 dan 2015, “kata Bu Kusmini, ketua PRB SLBN Citeureup. Tanda titik kumpul aman terpampang di atas tiang di pinggir lapangan rumput. Ram bagi penyandang tuna netra melingkari lapangan hijau tersebut.

Bu Kusmini menjelaskan bahwa rambu-rambu evakuasi, lampu kerlap-kerlip, titik kumpul aman sudah dilepas setelah pelatihan dilaksanakan dengan narasumber dari BPBD Jawa Barat dan Tagana dari Dinas Sosial Jawa Barat. “Mohon maaf Bu Yanti, kami kira kegiatan hari ini hanya kegiatan main-main anak-anak Semesta Hati bersama anak-anak kami, “imbuh Bu Yani sambil mempersilakan kami masuk ke ruang tamu. Pak Utin, Pak Haji Dayat, Bu Kusmini terlihat antusias menyimak beberapa rencana pendampingan Gerakan Keluarga Peduli Pendidikan Bersinar di SLBN Citeureup. Pak Enjang, wakasek sarpras pun bergabung bersama kami.

Anak-anak terlihat melakukan CACT tentang zona aman, hati-hati, dan bahaya dari aula tempat mereka berkumpul menuju lapangan hijau saat kami mengobrol di ruang tamu.

“Karya anak-anak kami sudah terjual sampai ke Malaysia dan beberapa tamu dari negara sahabat yang datang berkunjung, “Bu Kusmini berkali-kali menegaskan praktik-praktik baik di SLBN Citeureup. Saya sampaikan apresiasi yang tinggi terhadap layanan pendidikan dari guru-guru yang istimewa ini. 

Antusiasme Pak H. Dayat, Pak Utin, Pak Enjang dan Bendahara sekolah menumbuhkan kembali harapan saya untuk menjadikan Sekolah Sumber PKLK ini Sekolah Rujukan yang Keren bagi pendidikan inklusif di Kota Cimahi bahkan Jawa Barat. Guru-guru hebat ini merekomendasikan untuk segera bertemu dengan Pak Sudarman, Kepala Sekolah untuk menindaklanjuti obrolan hari ini.

image

SLB Citeureup Sekolah Rujukan yang Keren

Pak H. Dayat begitu sigap meminta guru kelompok A, B, C, D untuk mendampingi perwakilan 10 anak yang mengisi questioner Sekolah Ramah Anak dari Asdep PHPA KPPPA. Saya juga meminta Bu Ninuk untuk menyebarkan kepada semua anak Semesta Hati. Hasilnya akan saya serahkan hari ini kepada Bu Elvy, Asdep PHPA Kemppa untuk bahan kajian kategorisasi Sekolah Ramah Anak.

Anak-Anak Istimewa

“Ayo ada yang berani tampil menghibur teman-teman dan guru-guru hebat setelah belajar bersama!” Ajak saya saat diminta Bu Ninuk untuk memberikan kata-kata penutup. Lagu Muse yang dinyanyikan anak penyandang tuna grahita diiringi organ tunggal dari penyandang tuna netra menjadi tampilan perdana. Tepukan tangan anak-anak begitu membahana di aula yang memiliki panggung nan luas ini. “Ayo anak Semesta Hati tampil juga!” Ajakan Pak Utin segera disambut salah satu penyandang down syndrome dari Semesta hati. Anak yang memeragakan pencak silat ini makin asyik tampil dengam hentakan musik organ tunggal yang dimainkan temannya dari SLBN Citeureup.

Tepukan tangan anak-anak perempuan Semesta Hati sambil tersipu-sipu saat 2 anak tuna rungu yang ganteng-ganteng dari SLBN Citeureup tampil dengan pantomimnya menghangatkan suasana. Saya mempersilakan Bu Kusmini untuk menjelaskan  pendidikan PRB yang pernah dilaksanakan di SLBN Citeureup. Brosur berwarna pink lengkap dengan foto-foto kegiatan latihan penanganan korban saat simulasi evakuasi terpampang jelas. “Ada 200 orang yang mengikuti pelatihan simulasi dengan narasumber-narasber hebat dari BPBD Jabar dan Dinsos Jabar. Orangtua/wali peserta didik mengikuti kegiatan tersebut dengan penuh semangat. Mereka membantu anak-anak saar menyelamatkan diri dari bahaya gempa bumi dan kebakaran, “kata Bu Kusmini menjelaskan isi brosur tersebut.

Bu Ninuk menyampaikan tulisan braile dari anak SLBN Citeureup dan testimoni anak Semesta Hati. Kata-kata pantang menyerah dan kebersamaan yang diungkap kedua anak istimewa tersebut mengikat makna gerakan keluarga peduli pendidikan bersinar di Kota Cimahi.

image

Sungguh membahagiakan melihat anak-anak SLBN Citeureup bergembira bersama keluarga-keluarga pendidikan dari Semesta Hati. Kegembiraan ini terasa makin lengkap menerima sambutan hangat dan penuh kekeluargaan dari guru-guru SLBN Citeureup dan orangtua peserta didik yang hadir menjemput anak-anak mereka.

Kebersamaan nan indah dari kedua sekolah di Kota Cimahi ini akan jadi model sister school.yang keren dalam gerakan keluarga peduli pendisikan bersinar.

Leave a comment