“Kenapa ya aku jadi pengen nangis? Padahal aku ngga sedih koq, “ujar Fina sambil sibuk menyeka air matanya yang bercucuran. Ia menyampaikan kekagumannya kepada teman-teman sebaya dari kelas 7-11. “Waktu aku masuk ke kelompok tuna rungu, aku cuma bilang kahaknya perlu warna dan gambar. Di melompok tuna netra aku sampaikan pemanfaatan ringtone yang beragam. Sementara itu,
kelompok lamban belajar aku sampaikan kayaknya anak-anak seperti ini akan sangat gembira jika perhatiannya teralihkan dengan menggunakan gambar atau benda yang mereka sukai, “imbuh Fina dengan senyum terkembang. Haru dan bangga rasanya mendengar penuturan Fina. Ia memang layak untuk menjadi Duta Anak YES for Safer School.
Istilah Fina bahwa anak-anak difable memiliki keistimewaan lebih menginspirasi teman-teman barunya. “Kayaknya teman-teman 7-11 menangkap pesan Fina ya. Secara sepintas saya lihat hampir semua testimoni anak ingin mengetahui lebih jauh tentang karakteristik kebutuhan anak-anak penyandang difable, “Fitry menegaskan kepiawaian Fina memfasilitasi teman-teman sebaya.
Fasilitator Sebaya
Semangat Bu Nia sebagai co fasilitator Fina patut diacungi jempol. Energinya tak surut sedikit pun selama kegiatan berjalan. Hari ini ada 22 anak dari 7-11 yang mengikuti kegiatan Safari GeMBIRA Fina ke kelas 7-11. Keterlambatan kedatangan keempat anak dari tim yang tumbuh bersama Fina tidak mengurangi tekadnya sebagai Duta Anak. Fina pun memulai kegiatan dengan menjelaskan proses pendampingan dari Bu Nia untuk melaksanakan evakuasi.
Tahapan simulasi evakuasi dari gempa bumi yang ditemukan dan dikenali Fina dan timnya melalui simulasi berkali-kali, antara lain:
1. Sirine berbunyi pendek 1 kali, anak-anak diminta melindungi kepala
2. Sirine berikutnya meminta anak-anak untuk membereskan buku dan alat tulis serta mengambil tas masing-masing untuk melindungi kepala.
3. Anak-anak berkumpul di lapangan sebagai titik kumpul aman.
4. Mengecek kehadiran anak-anak
5. Menghubungi orang tua/wali.
Mendapat Dukungan Penuh
“Fina itu luar biasa. Hanya dalam 1 jam pendampingan, ia langsung menemukan arti penting evakuasi, “kata Bu Nia. Kesiapsiagaan menghadapi bencana membuat Fina asyik cari tahu lebih banyak. “Ayah dan ibu saya mendukung penuh kegiatan YES for Safer School. Mereka terlihat kecewa saat saya menyampaikan rencana simulasi besar yang melibatkan seluruh warga SMPN 11 Bandung dimundurkan. Namun demikian, ibu dan ayah langsung antusias mendengar saya akan menjangkau anak-anak yang memiliki keistimewaan lebih. Hari ini ayah dan ibu saya ke luar kota. Tekad saya sudah bulat untuk menginvestasikan waktu luang belajar bersama anak-anak Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa asuhan bu Nia. Ibu saya juga tidak keberatan jika nilai saya turun ketika melihat saya lebih asyik cari tahu tentang anak-anak yang memiliki kelebihan istimewa di SLB selama ulangan, “kata Fina sambil tak kuasa menahan tangis.
Dukungan ayah dan bunda membuat Fina ingin memberikan hadiah istimewa. Ia menyampaikan bahwa uang pengganti kegiatan simulasi kecil yang diberikan Bu Nia masih tersimpan untuk hadiah ulang tahun ayahanda tercinta tanggal 10 Desember nanti. Fina juga berencana menyusun book of me bersama bu Nia pada hari ulang tahunnya tanggal 19 Desember. Tekadnya untuk terlahir kembali dengan mimpi besar memfasilitasi anak-anak penyandang difable siap mewujudkan SLB Bersinar bersama KerLiP Insya Allah mendapat dukungan penuh.