Konsultasi Anak merupakan gerbang menuju Sekolah Ramah Anak. Hak anak untuk berpartisipasi didengarkan dan ditanggapi dengan sungguh-sungguh merupakan salah satu prinsip yang menjadikan gerakan sekolah berprogram khas menuju Sekolah Ramah Anak. Empat langkah persiapan SLB Bersinar disusun berdasarkan praktik baik pelembagaan Gerakan Siswa Bersatu Mewujudkan Sekolah Ramah Anak (GSB MeSRA) di SMPN 11 Bandung.
Langkah Pertama: Latihan #YES4SaferSchool
Youth Evacuation Simulation atau YES for Safer School merupakan inisiatif sobat muda pendiri Green SMile Inc. Guru pendamping diharapkan menerjemahkan langkah-langkah dalam brosur #YES4SaferSchool dalam praktik pendampingan berikut:
1. Cara Asyik Cari Tahu (CACT)
Kesepakatan waktu dan Ketua Tim sebagai bentuk komitmen awal anak bersama fasilitator. Perwakilan anak dari OSIS SMPN 11 Bandung berkomitmen menginvestasikan waktu 1 jam pendampingan untuk melakukan CACT. Kamil terpilih menjadi pemimpin. Ia memastikan observasi lapangan selama 15 menit agar semua tim menyelesaikan CACT Titik Kumpul Aman dalam waktu 1 jam. Setiap tim berhasil membuat denah sekolah yang sederhana dilengkapi rambu-rambu evakuasi dan foto-foto kegiatan saat melakukan observasi sekolah. Hampir semua anak merasakan manfaat dari kegiatan dengan mendapat ilmu baru yang sangat penting dan tentu saja menyenangkan.
Setelah fasilitator memberi dukungan 101% untuk menemukan momentum dalam CACT 1, maka nilai momentum tersebut dimaksimalkan pada CACT 2.
Bu Nia, guru pemdamping GSB MeSRA SMPN 11 menggunakan pendekatan “T R U S T” dalam CACT 2
Time (waktu)
Luangkan waktu untuk mendengar dan merespon CACT tiap kelompok.
Respect (rasa hormat)
Hormati pendapat anak dari hasil CACT tiap kelompok, karena tidak ada temuan yang sia-sia.
Unconditinal Positive Regard (Penerimaan yang tulus)
Tunjukkan sikap penerimaan dan berpikir positif.
Sensitivity (Sensitivitas)
Peka terhadap perasaan dan kebutuhan.
Touch (Motivasi)
Memberikan motivasi melalui jabat tangan, tepukan di punggung atau bahkan pelukan sayang.
Catatan penting Bu Nia pada tahap CACT:
a. Karena fokus pendampingan dilakukan setelah pulang sekolah dengan memanfaatkan waktu luang menjadi berdaya. Kebetulan kesepakatan waktunya hanya 1 jam setelah pulang sekolah. Dan ternyata CACT tersebut membutuhkan waktu yang cukup panjang, maka fasilitator membuatnya dalam beberapa tahap CACT. Antara CACT 1 dan 2 sebaiknya dilakukan refleksi agar bisa bersama-sama anak melakukan evaluasi dan menemukan solusi perbaikan.
b. Banyak temuan menarik dalam tahap CACT ini. Pelatihan CACT untuk guru atau fasilitator yang akan memperkuat pendampingan anak melaksanakan #YES#Safer School di sekolahnya.
c. Guru sebagai orang dewasa dan lebih banyak pengalaman serta pengetahuannya diharapkan memiliki dan menunjukkan sikap keterbukaan. Saat CACT ini dilakukan maka kesalahan akan menyertainya pula. Biarkan anak-anak belajar dari kesalahannya, menyadari bahwa sudah terjadi kesalahan, dan berusaha memperbaikinya, maka CACT akan menjadi sarana belajar yang sangat mengasyikkan.
d. CACT merupakan penentu kesuksesan #YES4SaferSchool. Kesuksesan CACT terjadi jika guru pendamping maupun fasilitator mampu menemukan momentum “AHA”. Jangan lupa, buatlah rencana proses belajarnya dan lakukan refleksi ketercapaiannya. Kunci dari semuanya adalah harus banyak berlatih dan bersabar menunggu.
2. Menetapkan dan menandai Titik Kumpul Aman zona aman, hati-hati,dan bahaya sebagai jalur evakuasi menuju titik kumpul aman
3. Simulasi evakuasi drill
4. Membuat peta evakuasi
5. Mendokumentasikan semua tahap
6. Mengunggah dokumentasi ke youtube
Langkah Kedua: SPeAKnACT
Guru pendamping memfasilitasi GSB MeSRA menyampaikan proses YES4SaferSchool kepada Dewan Guru dan menyajikan dokumen foto/film praktik baik pelembagaan GSB Mewujudkan Sekolah Aman SMPN 11 angkatan sebelumnya melengkapi Lembar Inspirasi Belajar Ramah Anak (LIBRA).
GSB MeSRA SMPN 11 Bandung 2015-2016 beruntung mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan SPeAKnACT mereka pada Lokakarya Pengintegrasian Gerakan Sekolah Sehat, Aman, Ramah Anak, dan Menyenangkan dalam pengelolaan BOS SMP. Lokakarya tersebut prakarsa Pengawas SMP Kota Bandung wilayah Bandung Selatan dan dihadiri perwakilan kepala Sekolah, bendahara, dan Komite Sekolah dari 20 SMP dan SLB. Mereka menyimak antusias paparan Fina dan kawan-kawan GSB MeSRA dari OSIS SMPN 11 Bandung. Bu Nia melengkapi paparan tersebut dengan praktik baik jamban Bersih, Sehat, Jujur karya Ria Putri Primadanti dan Ratu Sampah, Amilia Agustin dari dokumentasi Kick Andy.
Saya berkesempatan mempresentasikan langkah kampanye dan advokasi Indonesia Bersinar (Bersih, Sehat, Inklusif, Aman, dan Ramah Anak) sebagai model perluasan praktik baik GERASHIAGA di SMPN 11 Bandung ke Nusantara. Kepala SMPN 34 melengkapi dengan praktik baiknya belajar dari SMPN 11 Bandung.
Langkah Ketiga: Penobatan Duta Anak
Green SMile Inc dengan dukungan Direktur Pembinaan PKLK Dikdasmen, Ibu Rena, Perkumpulan KerLiP, Kadisdikprov Jabar, BNPB, dan multi pihak mendapat kesempatan untuk memperluas inisiatif #YES4SaferSchool 2015 melalui penyerahan Sertifikat Duta Anak dan hadiah khusus Tas Aman SHIAGA serta Ensiklopedia Lintas Sejarah Indonesia dalam Literasi Visual untuk sekolah mitra.
Kamil dan Fina dari SMPN 11 Bandung menerima Tas Aman SHIAGA dan Sertifikat yang diserahkan Kepala Sekolah seusai upacara bendera hari Senin.
Langkah Keempat: Safari GeMBIRA untuk SLB Bersinar
Antusiasme Kepala SLB Cijawura pada lokakarya di SMPN 11 Bandung menginspirasi kami untuk memobilisasi sumber daya mendampingi SLB tersebut sebagai piloting Indonesia Bersinar. Dukungan Kasubdit Peserta Didik Direktorat Pembinaan PKLK Dikdasmen, Ibu Ning, PKLK Disdik Provinsi Jabar, serta Kadisdik Kota Bandung membantu mewujudkan impian kami bersama Bu Nia, Pak Widi dari Semesta Hati, dan Ksatria dari SeKAM.
Saya mendiskusikan rencana SLB Bersinar dengan bu Nia, Bu Sari dan pak Aripin dari Semesta Hati. Bu Nia langsung menindaklanjuti memfasilitasi Fina untuk menyusun agenda Open Class di kelas digital yang diikuti peserta didik yang memiliki keistimewaan khusus.
Kegiatan yang kami sebut Safari GeMBIRA untuk SLB Bersinar ini dilaksanakan untuk memperingati Hari Disabilitas setiap 3 Desember. Fina sangat antusias melakukan CACT tentang keistimewaan dari para penyandang difable. Ia menyusun serta melaksanakan agenda Safari GeMBIRA berikut:
1. Paparan latihan #YES4SaferSchool lengkap dengan catatan-catatan proses yang dianggap penting untuk diperhatikan termasuk dari observer.
2. Bu Nia sebagai Co Fasilitator mengajak anak-anak untuk mendiksusikan langkah-langkah #YES4SaferSchool yang disusun Fina dan tim sesuai dengan sumber daya khusus di kelas digital
3. Anak-anak menemukenali 3 cara untuk melindungi kepala dan jauhilah kaca di kelas digital, antara lain: (a) masuk kolong meja dan menarik kursi untuk melindungi kepala sambil mendekap tas, (b) berlari merapat ke dinding yang aman dengan melindungi kepala dengan tas, dan (c) mengangkat kursi dan berlindung di kolong meja dilindungi kursi sambil memeluk tas.
4. Anak-anak dibagi 3 kelompok untuk menemukan karakteristik anak tuna rungu, tuna netra, dan lamban belajar.
5. Presentasi hasil diskusi kelompok menunjukkan temuan anak bahwa perlu sistem peringatan dini selain sirine seperti lightstick untuk tuna rungu, sirine dengan bunyi-bunyi khusus seperti ringstone, dan penggunaan alat peraga yang diminati anak-anak.
6. Sahabat-sahabat kerLiP yang akan melaksanakan pendampingan secara mandiri di sekolah mitra menyampaikan apresiasi dan masukan hasil pengamatan masing-masing.
7. Anak-anak menuliskan jawaban untuk 4 hal: (a)Apakah pengetahuan baru yang kamu peroleh, (b) Bagaimanakah perasaan kamu setelah mengikuti kegiatan, (c)Hal-hal apalagi yang ingin kamu ketahui setelah kegiatan ini, dan (d)Kapankah kamu menyediakan waktu untuk melakukan kegiatan berikutnya.
8. Jawaban tertulis anak-anak diundi oleh observer sesuai dengan 3 (tiga) doorprize yang disediakan anak-anak pada kegiatan sebelumnya. Ternyata ketiga anak yang mendapatkan doorprize sangat gembira bisa mengikuti kegiatan ini dan masih ingin tahu lebih banyak tentang anak-anak difable dan cara membantu mereka menyelamatkan diri. ketiga anak tersebut menyampaikan perlu 3 (tiga) kali pertemuan lagi sebelum Safari GeMBIRA ke SLB Cijawura minggu depan
9. Refleksi dan rencana Tindak Lanjut bersama Sahabat KerLiP. Fina kembali memukau kami dengan testimoninya selama merencanakan dan memfasilitasi teman-teman sebayanya hari ini.
Secara paralel, Aas dan Bu Sari menyiapkan jejaring pendukung dalam bentuk Semiloka Partisipasi Anak difable dalam kerangka Indonesia Bersinar di SLB dan Rakor pembentukan Sekber Pemenuhan Hak Pendidikan Anak di Disdik Jawa Barat.
—