Sahlan, kandidat Duta Anak #YES4SaferSchool dari kelas digital SMPN 11 tiba di Aula Dikmenti Disdik Provinsi Jawa Barat ditemani ayah dan bunda. Anak Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa asuhan Ibu Nia ini memenuhi undangan kami untuk menyusun Rencana Aksi SLB Bersinar pada Rapat Koordinasi Pembentukan Sekretariat Bersama Pemenuhan Hak Pendidikan Anak. “Putranya sudah berangkat mandiri ke sekolah, Bu?”tanya Kang Aden kepada Bunda Sahlan. “Rumah kami cukup jauh dari sekolah, jadi Sahlan masih kami antar ke sekolah, “jawab Bunda Sahlan sebelum pamit meninggalkan putranya. Kang Aden membuka Obrolan Pendidikan Ramah Anak dengan Sahlan, Yunika, Allisa, saya, dan Pak Teguh dari Diskominfo Jabar.
“Bu para pemateri akan datang jam 9, “pesan dari Aas masuk jam 7.44 bersamaan dengan kehadiran Bu Dian dari BP3AKB Jabar. Kami masih asyik menyimak beragam pengetahuan baru dari Kang Aden dan Bu Dian menyiapkan bahan presentasi.
Duta Anak YES4SaferSchool
Peserta Rakor di Disdik Provinsi Jawa Barat menyimak beningnya suara anak yang disajikan Yunika, Sahlan, dan Allisa. Yunika, Sahlan, Allisa berturut-turut menyampaikan praktik-praktik baik YES4SaferSchool yang sudah dan sedang dijalankan di sekolah masing-masing.
Bu Nia mendokumentasikan seluruh penuturan anak-anak hebat ini. Berkali-kali nama Bu Nia sebagai guru yang inspiratif disebut Yunika. Model mentor sebaya yang dilaksanakan Fina, Duta Anak YES4SaferSchool SMPN 11 Bandung, dalam dampingan Ibu Nia sangat berharga untuk dipelajari. Yunika dan Sahlan menjelaskan rencana evakuasi yang mereka siapkan dengan mempertimbangkan kekhususan para penyandang tuna netra, tuna rungu, dan lamban belajar. “Awalnya kami akan menyiapkan simulasi evakuasi gempa bumi serempak, namun rencana ini diundur dan kami diminta untuk mendampingi salah satu SLB untuk menerapkan Bersinar, “Yunika memilai paparannya.
Sahlan menjelaskan beberapa temuan dalam mentoring sebaya yang dilakukan Fina bersama 26 temannya sejak Hari Disabilitas 2015. Kemudian Allisa Duta Anak dari SMPN 35 Bandung menjelaskan proses pembelajaran bersama bunda tercinta sejak duduk di Sekolah Dasar. “Saya mulai belajar simulasi evakuasi waktu ibu dan kakak-kakak dari KerLiP melaksanakan roadshow di SDN Coblong 4. Kami belajar mengenal zona aman, hati-hati, dan zona bahaya jika ada gempa. Kemudian saya mengajak teman-teman anggota PMR SMPN 35 untuk belajar melakukan simulasi kecil di sekolah. Saya beruntung mendapatkan kehormatan untuk mengikuti WCDRR di Sendai Jepang dengan dukungan dari Direktorat Pembinaan SMP Kemendikbud RI. Nabila dan saya bertemu dengan Profesor Ishami serta mengunjungi tempat anak-anak Sendai beraktivitas.”
Kilau Anak-Anak Jabar
Saya mempersilakan Rifqi Duta Anak Jawa Barat yang diminta Bu Dian tampil ke depan mewakili teman-temannya menyampaikan informasi tentang Forum Anak. Rifqi menyampaikan bahwa Forum Anak ditetapkan dalam SK Gubernur tempat anak-anak Jabar beraktivitas memastikan pemenuhan hak dan perlindungan anak di Jawa Barat.
Selain Rifqi ada Kemas, Nabila, Naretta, Zahwa dan pengurus Forum Anak sebelumnya yang sudah mahasiswa ITB. Mereka bergantian menjelaskan komitmennya untuk menjangkau anak-anak penyandang disabilitas. Beberapa informasi menarik yang disampaikan Nabila dan Naretta tentang senior mereka yang menjadi Duta Anak Nasional untuk Perlindungan Khusus menunjukkan inklusivitas Forum Anak Jawa Barat.
Nabila dan Zahwa menjadi fasilitator anak dalam penyusunan Rencana Aksi SLB Bersinar. Rifqi dan kawan-kawan berangkat ke kantor BP3AKB Jabar untuk menyampaikan hadiah bagi bunda-bunda mereka. Duta anak Jabar ino memukau peserta Rapat Koordinasi dengan beragam pengetahuan dan praktik baik mereka. Tidak heran jika guru-guru SD Plus Marhas bergantian mendokumentasikan momen berharga saat mempresentasikan Rencana Aksi Sekolah Bersinar mereka dengan Nabila.